Pirlo Diuntungkan Dengan Polemik Liga Super Eropa
Pirlo Diuntungkan Dengan Polemik Liga Super Eropa Berita Bola – Masa depan Andrea Pirlo sebagai pelatih Juventus bisa diselamatkan polemik Liga Super Eropa. Sekadar informasi, Juventus dan 11 klub Eropa lain sedang menjadi sorotan karena baru saja membuat kompetisi tandingan Liga Champions yang diberi nama Liga Super Eropa.
Bukan tak mungkin karena fokus menangkis sana-sini kritikan tampil di Liga Super Eropa, manajemen Juventus memilih mempertahankan Andrea Pirlo sebagai juru taktik. Padahal, performa Juventus di bawah asuhan Andrea Pirlo tak bisa dikatakan baik.
Pirlo Diuntungkan Dengan Polemik Liga Super Eropa
Hingga pekan ke-31 Liga Italia 2020-2021, Juventus tertahan di posisi empat klasemen dengan 62 angka. Jangankan menjadi juara (terpaut 13 poin dari Inter Milan di puncak klasemen), untuk finis di empat besar saja posisi Juventus berada di ujung tanduk.
Bianconeri –julukan Juventus– saat ini hanya unggul dua angka dari Napoli di tempat kelima. Selain terseok-seok di Liga Italia, Juventus racikan Pirlo juga sudah tersingkir di 16 besar Liga Champions 2020-2021. Karena itu, Pirlo tak bisa dikatakan berhasil di musim pertamananya menangani Juventus.
Bagaimana dengan Liga Super Eropa? Dini hari tadi sebanyak 12 klub memutuskan keluar dari Asosiasi Klub Eropa (ECA). Mereka memutuskan bergabung dengan Liga Super Eropa, sebuah kompetisi yang mempertemukan tim-tim teras Eropa.
Sebanyak 12 klub dipastikan ambil bagian di Liga Super Eropa. Mereka ialah AC Milan, Arsenal, Atletico Madrid, Chelsea, Barcelona, Inter Milan, Juventus, Liverpool, Manchester City, Manchester United, Real Madrid dan Tottenham Hotspur.
Nantinya, ada 20 klub yang ambil bagian di Liga Super Eropa. Sebanyak 20 klub itu dibagi ke dalam dua grup, yang mana masing-masing grupnya berisikan 10 tim. Nantinya, 10 tim itu bertanding kandang dan tandang.
Tiga tim teratas dari masing-masing grup lolos otomatis ke perempatfinal Liga Super Eropa. Sementara itu, tim yang menduduki posisi empat dan lima akan melakoni babak playoff untuk mencari dua slot tersisa di perempatfinal Liga Super Eropa.
Kemudian, babak perempatfinal dan semifinal dilangsungkan dengan format kandang dan tandang. Barulah, partai puncak digelar satu laga, atau biasa dilangsungkan di tempat netral.
Kompetisi ini belum mendapatkan restu dari UEFA dan FIFA. Bahkan UEFA siap menghukum pemain-pemain dan klub yang ambil bagian di Liga Super Eropa.
Baca Juga :
Komentar Arteta Tentang Keikutsertaan Arsenal Di Liga Super Eropa
Bertemu CHelsea Di Final Piala FA Leicester Tidak Takut
Skema Final Liga Champions Dan Liga Eropa Perwakilan Dari Klub Inggris